BOOKING TIKET PESAWAT

Enak-enakan

Enak-enakan. Info sangat penting tentang Enak-enakan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Enak-enakan

Agak kaget juga saat melihat Jack Nicholson menuangkan air kopi luwak dari termos ke gelas dalam sebuah sidang. Harusnya saya ndak perlu kaget karena kopi luwak memang produk kelas dunia karena harganya yang sangat mahal dan aroma serta rasanya yang unik. Tapi masa’ si Jack baru tau proses pembuatan kopi itu setelah mendapat penjelasan dari Morgan Freeman pada bagian akhir film yang saya tonton barusan. Dan mereka berdua tertawa sampai menangis karena geli pada proses terjadinya kopi luwak. Bagi mereka, minum kopi luwak sama dengan mengkonsumsi e’eknya luwak. Mereka menyebutnya kucing liar untuk mengganti nama luwak. Saya ndak lagi kepingin ngomongin kopi luwak, karena saya belum pernan minum kopi jenis itu, mungkin karena harganya yang ndak cocok dengan orang sekelas saya, kalau ndak salah harganya Rp. 5,8 juta per kilo. Tapi tentang The Bucket List, film yang saya tonton tadi. Dibintangi oleh dua bintang kawakan, Jack Nicholson sebagai Edward Cole dan Morgan Freeman sebagai Carter Chambers. Film yang pertama kali diputar tanggal 11 Januari 2008 ini mengangkat cerita yang unik. Tentang dua orang, Edward dan Carter, yang melaksanakan daftar rencana yang ingin dilakukan sebelum mati. Mereka divonis hanya memiliki kesempatan hidup tidak lebih dari setahun lagi. Carter dan Edward baru berteman setelah mereka sama-sama dirawat dalam satu kamar di rumah sakit karena menderita kanker. Edward seorang pengusaha kaya yang biasa sibuk, egois, dan tidak mempercayai apa pun selain yang ada dalam fikirannya. Karena kesibukannya mengelola bisnis, kehidupan rumah tangganya berantakan. Empat kali menikah dan semuanya tak terselamatkan. Sementara, Carter hanyalah seorang montir pada sebuah bengkel mobil, hidup sederhana, tapi memiliki keluarga yang harmonis. Montir menjadi profesinya setelah dia terpaksa harus menikahi pacarnya yang terlanjur hamil, dan Carter harus menghentikan kuliahnya. Cara yang dianggap logis untuk membiayai keluarga yang baru dibangunnya. Dia harus mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang profesor sejarah. Saat mengetahui sisa hidupnya tinggal setahun lagi, Carter membuat daftar keinginan untuk dilaksanakan. Tapi setelah menyadari dia tak punya cukup uang untuk melaksanakan daftar rencana itu, Carter membuangnya dilantai kamarnya di rumah sakit. Edward menemukan daftar itu dan membacanya. Dia mengajak Carter menambahkan lagi beberapa point pada daftar, termasuk perjalanan ke beberapa tempat di negara lain, dan melaksanakan daftar rencana itu. Semua biaya ditanggung oleh Edward yang memang punya banyak uang. Dalam perjalanan melaksanakan daftar keinginan tersebut mereka berdua menjadi paham apa yang seharusnya dikerjakan dalam hidup ini. Kita lahir ndak hanya untuk menjalani takdir kita, tapi juga untuk orang lain. Untuk keluarga, teman, kolega, orang-orang yang kita kenal, dan orang yang bisa kita tolong. Standardnya, bisakah kita membuat orang lain menjadi bahagia karena keberadaan kita. Ndak bisa mengacuhkan bagaimana orang menilai tentang kita. Ndak bisa cuek kayak bebek tentang cara orang memandang kita. Bukan lalu terus protes, tapi malah untuk memperbaiki diri. Meskipun ndak langsung menganggap bahwa kita harus menjadi seperti apa yang orang lain inginkan.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger