BOOKING TIKET PESAWAT

Percobaan

Percobaan. Info sangat penting tentang Percobaan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Percobaan

Membaca kalimat-kalimat diatas, banyak orang yang menyimpulkan bahwa ada dua jenis sikap dalam menghadapi suatu pilihan yang baru. Pertama, berani bertindak yang bisa menghasilkan keberhasilan atau kegagalan. Yang kedua, diam saja, tidak berbuat apa-apa yang tentu saja tidak menghasilkan apa-apa. Tapi cerita tentang seorang teman saya ini mungkin bisa merubah kesimpulan itu. Saya punya teman di Pulau Bunyu. Seorang anak muda, bersemangat, dan selalu ingin mencoba segala sesuatu yang baru. Tapi selalu pada akhirnya dia menemui jalan buntu pada tahap yang lebih lanjut. Sepertinya hal-hal baru yang dicobanya tidak pernah sampai final. Tapi itu tidak membuatnya jera untuk mencoba lagi hal-hal yang baru yang lain. Semula saya agak bingung dengan sikapnya itu. Saya fikir dia cuma buang-buang waktu saja. Tapi akhirnya saya paham. Bagi dia, kegagalan saat mencoba sesuatu membuatnya memiliki alasan untuk mencoba sesuatu yang lain lagi. Teman saya itu memiliki usaha jual-beli ikan. Bisa dibilang sebagai tengkulak atau pemborong. Menampung hasil tangkapan dari nelayan dan mendistribusikan kepada penjual ikan yang sering berkeliling kampung atau kepada penjual ikan di pasar. Omset bisnisnya ini sebenarnya sudah cukup lumayan. Seharusnya dia tinggal memperluas target pasar. Tapi teman saya ini punya kecenderungan untuk mencoba bidang usaha lain. Sudah beberapa kali dia bereksperimen dalam berbisnis. Untungnya selama bereksperimen, bisinis jual-beli ikannya tetap jalan terus. Suatu saat dia pernah mencoba usaha pembuatan tepung ikan. Dia bilang ini bahan baku untuk pembuatan pupuk udang. Itu istilah dia untuk makanan udang yang dibudidaya di tambak. Lalu saya tanya apa produksinya sudah pernah dipasarkan. Dia bilang belum dan masih ditumpuk di pabriknya. Pabrik yang dia bilang adalah sebuah pondok sederhana yang didirikannya sendiri. He..he.. Saya sudah membayangkan sebuah pabrik yang besar dan menggunakan mesin. Lalu dia bercerita masih mencari penyalur hasil produksinya. Saya menjadi agak bingung, ternyata dia belum survey pasar. Kemudian saya baru tahu bahwa yang mendorongnya untuk memproduksi tepung ikan karena dia pernah membaca berita di satu harian nasional. Dalam berita itu disebutkan bahwa Indonesia masih kekurangan sekian ratus ribu ton tepung ikan untuk pembuatan makanan udang atau ikan yang dipelihara di tambak. Ini kata teman saya itu lho. Saya sendiri belum pernah membaca beritanya. He..he..he.. Setelah beberapa hari, saya mendengar ada beberapa teman menyarankan untuk mencari beberapa orang yang juga membuat tepung ikan untuk dijadikan partner kolektif pengiriman hasil produksi. Maksudnya supaya bisa menghemat biaya pengiriman produk ke pabrik yang katanya sementara ini hanya ada di pulau Jawa. Tapi lagi-lagi dia masih punya kendala. Produksinya belum bisa stabil karena dia masih bingung untuk memilih cara pengadaan ikan laut yang menjadi bahan baku tepung ikannya. Sebenarnya ada tiga cara untuk mendapatkan ikan yang akan dijadikan bahan baku tepung ikan. Dengan cara mencarinya sendiri di laut, menunggu para nelayan mengantar ikan-ikan itu ke “pabrik”nya, atau dia sendiri yang mengambil ikan-ikan itu dari perahu nelayan. Tiga cara itu terpaksa dijadikan pilihan karena “pabrik” tepung ikannya terletak jauh dari dermaga. Dan celakanya jenis-jenis ikan yang dia butuhkan jarang yang menjadi hasil tangkapan para nelayan. Wah…, koq makin jadi repot ya.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger